Sunday, October 1, 2017

Belajar Memaafkan Mantan Selingkuhan Suami

Halo, kali ini saya mau bercerita bagaimana saya menghadapi mantan selingkuhan lain suami saya. Duh, kok banyak banget, yaa selingkuhannya? Iya, saya juga baru tahu justru setelah diambang perceraian.

Saat itu, posisi saya sudah di Jakarta. Di dunia per-SPG-an rokok Jogja sedang heboh berita tentang pacar suami saya (Mba N) yang sedang hamil muda dan bangga telah mendapatkan suami saya (sebut saja E). Yup, saat itu E masih aktif jadi TL salah satu perusahaan rokok dan pacarnya sebagai SPG rokok yang berbeda perusahaan dengannya.

Singkat cerita kenapa saya bisa tahu info tentang suami saya? Karena TIDAK SENGAJA yang merupakan takdir atas izin Allah, teman saya (sebut saja Mas Oke) direkrut jadi TL dan satu tim dengan Mba N. Kok saya masih sebut dia "suami saya"? Karena saat itu di mata hukum memang kami belum resmi berpisah.

Di dalam tim rokok Mas Oke dan Mba N tersebut ada 1 anggota yang ternyata mantan selingkuhan suami saya, dia Mba K. Kuasa Allah memang datang tanpa terduga.. Ya, Mba N malah satu tim dengan mantan selingkuhan suami saya. Di sini saya mau bercerita tentang Mba K, mohon maaf jika Mba K baca tulisan saya ini dan merasa marah. Tenang, saya tidak akan menjelek-jelekkan dirimu. Saya hanya bercerita bagaimana saya akhirnya memaafkan kamu. :)

Mba K saat itu (kata Mas Oke) sangat marah ketika tahu E selingkuh lagi dan kali ini perempuannya hamil. Setiap tidak ada Mba N, Mba K selalu bercerita bahwa ia merasa iba dan kasihan dengan saya. Ia tahu bahwa saya sendirian merawat anak saya jauh dari orang tua. Ia tahu bahwa saya selalu setia menunggu suami saya pulang bekerja tapi suami saya malah berselingkuh. Ia tahu sekali tentang saya. Sangat tahu. Karena ia diceritakan langsung oleh suami saya bagaimana hidup saya "yang merana" di Jogja bersama anak saya. :)

Setiap Mas Oke bercerita kepada saya bagaimana Mba K begitu membela saya, saya hanya bisa jengkel menahan uneg-uneg. Rasanya saya ingin sekali mendatanginya dan berkata, "Wahai Mba K, kenapa baru sekarang mengasihani saya? Dulu, saat kamu asyik berduaan dengan suami saya dan semalaman mencurahkan isi hati terhadap suami saya, kamu tidak kasihan kah? Lupa kah bahwa suami saya ini beristri? Lupa kah anaknya baru 3 bulan dilahirkan?"

Ah, sudahlah... saya pun kapan bisa bertemu dengan Mba K? Rasanya mustahil. Mustahil ia mau menemui saya.

Kemudian saya bercerita kepada Mas Oke siapa itu Mba K. Mas Oke kaget. Saya bilang, saya tidak mengada-ada. Mas Oke masih kaget dan kemudian heran. Ia bilang Mba K yang paling semangat membela saya dan paling benci terhadap Mba N. Mba K lah yang selalu menasehati dan meminta suami saya untuk berhenti selingkuh. Saya katakan, ya mungkin sekarang Mba K sadar... Sadar bahwa suami saya sudah tidak tertarik lagi dengannya dan selingkuh dengan wanita lain.

Sampai akhirnya saya muak dengan kepalsuan Mba K yang selalu membela saya. Saya meminta nomor Mba K lewat Mas Oke. Sayang, Mas Oke tidak memiliki nomornya. Akhirnya saya minta pin bbm Mba K yang dimiliki Mas Oke. Mas Oke mewanti-wanti "Jangan dihubungi dulu, ya. Program rokoknya belum kelar. Nanti akhir bulan kelar baru kamu bisa chat dia. Aku mohon.. biar dia gak bad mood buat kerja." Oke, saya menuruti permintaan Mas Oke.

Saya menunggu akhir bulan dan mempersiapkan kata-kata saat nanti menghubungi Mba K. Akhirnya akhir bulan tiba. Saya coba untuk menambahkan pinnya di bbm milik saya. Tidak berapa lama, Mba K menambahkan saya sebagai temannya.

Saya memulai lebih dulu untuk menyapa.

"Hai, ini Mba K, ya? Saya Syifa."

"Ohiya Mba Syifa, ada apa?"

"Mba K kenal saya, ya? Soalnya saya baru denger tentang Mba K," ucap saya basa-basi.

"Iya, Mba, kenal. Dulu Mas E sering cerita tentang Mba Syifa."

"Ooh sering cerita, kok bisa?"

"Iya, Mba, dulu kan satu tim sama Mas E dan sering ngechat."

Oke, di sini ia berkata jujur.

"Mba K, yakin gak ada hubungan apapun sama suami saya waktu itu?"

"Gak ada, Mba. Ada apa, ya?"

"Mmm soalnya teman-teman SPG cerita tentang Mba K. Dan mereka sudah paham tentang hubungan Mba K dan suami saya."

"Ya ampun, Mba maaf kalau misalnya hubungan saya dan Mas E jadi salah sangka. Kami bener-bener cuma temen aja, sering curhat. Gak ada yang lain."

"Yakin, Mba? Kok saya dengernya beda, ya (emot senyum)"

"Mba Syifa, bener, Mba, saya cuma temen aja."

"Yaudah gapapa, Mba udah berlalu juga. Sekarang suami saya kan selingkuhnya sama yang lain. Cuma saya mau nyaranin aja.. lain kali jangan pernah deket sama suami orang, ya, Mba. Tau gak, Mba? Suami saya sering pulang larut cuma untuk nemenin Mba makan sama anter Mba pulang ke kos. Padahal saat itu saya dan anak saya nunggu di rumah. Selalu cemas, berharap dia pulang cepat tapi dia lebih milih sama Mba (emot senyum)"

Agak berjeda, lama dibalas oleh Mba K.

"Mba Syifa, aku mau peluk Mba Syifa sama Lovy. Maafin aku, ya, Mba.. aku gak tau kalau kedekatanku dengan Mas E buat Mba sakit hati. Aku bener-bener minta maaf ya, Mba. Aku bener-bener nyesel."

"Iya Mba, gapapa. Kan udah berlalu juga. Aku maafin kok. (emot senyum)"

"Makasih ya, Mba Syifa."

"Iya, Mba cuma lain kali jangan diulang lagi ya, Mba. Cukup saya aja yang ngerasain digituin sama suami sendiri." 


Kemudian chat pun berlanjut yang akhirnya Mba K membahas Mba N yang sekarang selingkuhan suami saya. Mba K juga cerita tentang kehamilan Mba N yang ia rasa benar. Ya, saya merasa saat itu ia ada di pihak saya karena merasa bersalah dan kasihan. 

Mungkin kalau saya jahat, saya masih dendam dengan Mba K. Bagi saya, dendam tidak ada untungnya malah hanya buat hati saya makin gelisah. Saya memaafkannya. :)

Dengan rasa menyesal yang ia ungkapkan kepada saya itu sudah cukup.

Perlahan-lahan ia pun mulai ingin berteman dengan saya dengan mengikuti media sosial yang saya miliki. Bagi saya itu tidak masalah. Bukan, bukan saya mencari dukungan dari dia agar membenci Mba N. Saya hanya sedang belajar menerima...

Menerima bahwa cerita tentang perselingkuhannya dengan suami saya itu sudah berakhir. Menerima bahwa kini saya sudah mulai terbiasa mengetahui satu persatu selingkuhan suami saya. Dan kemudian memaafkan mereka.

Teman-teman yang mungkin senasib dengan saya, diselingkuhi kemudian bercerai... Mulailah untuk memaafkan semua selingkuhan mantan suamimu. Allah maha baik menjaga kita dari laki-laki yang tidak baik. Bersyukurlah bahwa kita diberi cobaan menjadi salah satu orang terdzalimi. Karena sesungguhnya Allah selalu berpihak kepada orang-orang yang didzalimi.

Ketika kamu tidur nanti, sebelum memejamkan mata cobalah untuk memaafkan mereka yang membuatmu bersedih dan sakit hati. Niscaya harimu esok akan jauh lebih bahagia.