Halo, kali ini saya mau bercerita
bagaimana saya menghadapi mantan selingkuhan lain suami saya. Duh, kok banyak
banget, yaa selingkuhannya? Iya, saya juga baru tahu justru setelah diambang
perceraian.
Saat itu, posisi saya sudah di
Jakarta. Di dunia per-SPG-an rokok Jogja sedang heboh berita tentang pacar
suami saya (Mba N) yang sedang hamil muda dan bangga telah mendapatkan suami
saya (sebut saja E). Yup, saat itu E masih aktif jadi TL salah satu perusahaan
rokok dan pacarnya sebagai SPG rokok yang berbeda perusahaan dengannya.
Singkat cerita kenapa saya bisa
tahu info tentang suami saya? Karena TIDAK SENGAJA yang merupakan takdir atas
izin Allah, teman saya (sebut saja Mas Oke) direkrut jadi TL dan satu tim
dengan Mba N. Kok saya masih sebut dia "suami saya"? Karena saat itu
di mata hukum memang kami belum resmi berpisah.
Di dalam tim rokok Mas Oke dan
Mba N tersebut ada 1 anggota yang ternyata mantan selingkuhan suami saya, dia
Mba K. Kuasa Allah memang datang tanpa terduga.. Ya, Mba N malah satu tim
dengan mantan selingkuhan suami saya. Di sini saya mau bercerita tentang Mba K,
mohon maaf jika Mba K baca tulisan saya ini dan merasa marah. Tenang, saya
tidak akan menjelek-jelekkan dirimu. Saya hanya bercerita bagaimana saya
akhirnya memaafkan kamu. :)
Mba K saat itu (kata Mas Oke)
sangat marah ketika tahu E selingkuh lagi dan kali ini perempuannya hamil. Setiap
tidak ada Mba N, Mba K selalu bercerita bahwa ia merasa iba dan kasihan dengan
saya. Ia tahu bahwa saya sendirian merawat anak saya jauh dari orang tua. Ia
tahu bahwa saya selalu setia menunggu suami saya pulang bekerja tapi suami saya
malah berselingkuh. Ia tahu sekali tentang saya. Sangat tahu. Karena ia
diceritakan langsung oleh suami saya bagaimana hidup saya "yang
merana" di Jogja bersama anak saya. :)
Setiap Mas Oke bercerita kepada
saya bagaimana Mba K begitu membela saya, saya hanya bisa jengkel menahan
uneg-uneg. Rasanya saya ingin sekali mendatanginya dan berkata, "Wahai Mba
K, kenapa baru sekarang mengasihani saya? Dulu, saat kamu asyik berduaan dengan
suami saya dan semalaman mencurahkan isi hati terhadap suami saya, kamu tidak
kasihan kah? Lupa kah bahwa suami saya ini beristri? Lupa kah anaknya baru 3
bulan dilahirkan?"
Ah, sudahlah... saya pun kapan
bisa bertemu dengan Mba K? Rasanya mustahil. Mustahil ia mau menemui saya.
Kemudian saya bercerita kepada
Mas Oke siapa itu Mba K. Mas Oke kaget. Saya bilang, saya tidak mengada-ada. Mas
Oke masih kaget dan kemudian heran. Ia bilang Mba K yang paling semangat
membela saya dan paling benci terhadap Mba N. Mba K lah yang selalu menasehati
dan meminta suami saya untuk berhenti selingkuh. Saya katakan, ya mungkin
sekarang Mba K sadar... Sadar bahwa suami saya sudah tidak tertarik lagi
dengannya dan selingkuh dengan wanita lain.
Sampai akhirnya saya muak dengan
kepalsuan Mba K yang selalu membela saya. Saya meminta nomor Mba K lewat Mas
Oke. Sayang, Mas Oke tidak memiliki nomornya. Akhirnya saya minta pin bbm Mba K
yang dimiliki Mas Oke. Mas Oke mewanti-wanti "Jangan dihubungi dulu, ya.
Program rokoknya belum kelar. Nanti akhir bulan kelar baru kamu bisa chat dia.
Aku mohon.. biar dia gak bad mood buat kerja." Oke, saya menuruti
permintaan Mas Oke.
Saya menunggu akhir bulan dan
mempersiapkan kata-kata saat nanti menghubungi Mba K. Akhirnya akhir bulan
tiba. Saya coba untuk menambahkan pinnya di bbm milik saya. Tidak berapa lama,
Mba K menambahkan saya sebagai temannya.
Saya
memulai lebih dulu untuk menyapa.
"Hai, ini Mba K, ya? Saya Syifa."
"Ohiya Mba
Syifa, ada apa?"
"Mba K kenal
saya, ya? Soalnya saya baru denger tentang Mba K," ucap saya basa-basi.
"Iya, Mba, kenal. Dulu Mas E sering cerita tentang Mba Syifa."
"Ooh sering cerita, kok bisa?"
"Iya, Mba, dulu kan satu tim sama Mas E dan sering ngechat."
Oke, di sini ia berkata jujur.
"Mba K, yakin gak ada hubungan apapun sama suami saya waktu itu?"
"Gak ada, Mba. Ada apa, ya?"
"Mmm soalnya teman-teman SPG cerita tentang Mba K. Dan mereka sudah paham tentang hubungan Mba K dan suami saya."
"Ya ampun, Mba maaf kalau misalnya hubungan saya dan Mas E jadi salah sangka. Kami bener-bener cuma temen aja, sering curhat. Gak ada yang lain."
"Yakin, Mba? Kok saya dengernya beda, ya (emot senyum)"
"Mba Syifa, bener, Mba, saya cuma temen aja."
"Yaudah gapapa, Mba udah berlalu juga. Sekarang suami saya kan selingkuhnya sama yang lain. Cuma saya mau nyaranin aja.. lain kali jangan pernah deket sama suami orang, ya, Mba. Tau gak, Mba? Suami saya sering pulang larut cuma untuk nemenin Mba makan sama anter Mba pulang ke kos. Padahal saat itu saya dan anak saya nunggu di rumah. Selalu cemas, berharap dia pulang cepat tapi dia lebih milih sama Mba (emot senyum)"
Agak berjeda, lama dibalas oleh Mba K.
"Mba Syifa, aku mau peluk Mba Syifa sama Lovy. Maafin aku, ya, Mba.. aku gak tau kalau kedekatanku dengan Mas E buat Mba sakit hati. Aku bener-bener minta maaf ya, Mba. Aku bener-bener nyesel."
"Iya Mba, gapapa. Kan udah berlalu juga. Aku maafin kok. (emot senyum)"
"Makasih ya, Mba Syifa."
"Iya, Mba cuma lain kali jangan diulang lagi ya, Mba. Cukup saya aja yang ngerasain digituin sama suami sendiri."
Kemudian chat pun berlanjut yang
akhirnya Mba K membahas Mba N yang sekarang selingkuhan suami saya. Mba K juga
cerita tentang kehamilan Mba N yang ia rasa benar. Ya, saya merasa saat itu ia
ada di pihak saya karena merasa bersalah dan kasihan.
Mungkin kalau saya jahat, saya
masih dendam dengan Mba K. Bagi saya, dendam tidak ada untungnya malah hanya
buat hati saya makin gelisah. Saya memaafkannya. :)
Dengan rasa menyesal yang ia
ungkapkan kepada saya itu sudah cukup.
Perlahan-lahan ia pun mulai ingin
berteman dengan saya dengan mengikuti media sosial yang saya miliki. Bagi saya
itu tidak masalah. Bukan, bukan saya mencari dukungan dari dia agar membenci
Mba N. Saya hanya sedang belajar menerima...
Menerima bahwa cerita tentang
perselingkuhannya dengan suami saya itu sudah berakhir. Menerima bahwa kini
saya sudah mulai terbiasa mengetahui satu persatu selingkuhan suami saya. Dan
kemudian memaafkan mereka.
Teman-teman yang mungkin senasib
dengan saya, diselingkuhi kemudian bercerai... Mulailah untuk memaafkan semua
selingkuhan mantan suamimu. Allah maha baik menjaga kita dari laki-laki yang
tidak baik. Bersyukurlah bahwa kita diberi cobaan menjadi salah satu orang
terdzalimi. Karena sesungguhnya Allah selalu berpihak kepada orang-orang yang didzalimi.
Ketika kamu tidur nanti, sebelum
memejamkan mata cobalah untuk memaafkan mereka yang membuatmu bersedih dan
sakit hati. Niscaya harimu esok akan jauh lebih bahagia. ❤